I
Air nikmat itu menghanyutkan aku ke sinisebuah daerah asing bergelar Fallopio
pada musim subur fasa III
melayar memori destinasi terakhir
muara rahim.
II
Aku bukan perisik pun bukan komando
walhal
aku punya visi tetap ngeri
dinding tebal wajib di tembusi
secara klasik nan indah , bertemankan
Beethoven beralun-alun
naluri jadi berani menyingkir mati.
III
Pertarungan sengit tak berdarah
pelumbaan maha hebat palit sejarah
tak terencat kudrat kuperah
biarpun ekor dan kepala terpisah
takhta juara kujulang megah.
IV
Wahai ovum, sayangku, kita bertemu
bersatu dengan restu
demi dia-
sebuah kelahiran: Zigot.
151010
Tabir Khaizuran
Bangi
0 komentar:
Posting Komentar