Rintik-rintik hujan bertamu lagi
di atap zink bersemi melodi
titis menitis satu-satu dari liang kecil
lalu membulat hitam di lantai papan.
Bunyi televisyen mati siaran
dan desir-desir dedaunan
menemani lelaki tua memeluk kesedihan.
Tadi, indah malamnya dinoda
dek khabar dari kota:
bintang-bintang berguguran di pertengahan jalan
destinasi desanya tidak tertuju.
Diberita oleh purnama berbadan dua.
Sementelah hujan berhenti
purnama menyuluh luka hatisi lelaki tua
yang mengharap pedihnya sembuh
pada usap lembut...
Menanti seri suria pagi
Read More
Diari untuk Zigot
I
Air nikmat itu menghanyutkan aku ke sini
sebuah daerah asing bergelar Fallopio
pada musim subur fasa III
melayar memori destinasi terakhir
muara rahim.
II
Aku bukan perisik pun bukan komando
walhal
aku punya visi tetap ngeri
dinding tebal wajib di tembusi
secara klasik nan indah , bertemankan
Beethoven beralun-alun
naluri jadi berani menyingkir mati.
III
Pertarungan sengit tak berdarah
pelumbaan maha hebat palit sejarah
tak terencat kudrat kuperah
biarpun ekor dan kepala terpisah
takhta juara kujulang megah.
IV
Wahai ovum,...
Kembali

Berbakikah langkahsedang gerbang akhir zaman terngangaterlihat pepohon fitnah suburpada bibir-bibir mewah pendusta.Buah fikir terus membusuk lesudek akar akal mati dibelenggu nafsudahan-dahan iman olak-alik hukum-hukum Tuhansepoi-sepoi bisikan syaitan.Mata hati terkekeh-kekeh banggamelihat perspektif mercu-mercu mencecah langitmalangsungguh kisah kaum Ad tidak berpusar di minda.Kembalilahhitung langkah-langkah semalam yang terpalit...