Halaman

Titik-titik merah Karbala

Tabir Khaizuran 21.01 |

:Titik-titik merahmeresapi seluruh bumi Karbalapada hari penuh nostalgia10 Muharam 61 Hijrah.Husinair mata ini bukan kupaksabukan jua cereka sengajatanpa silu ia mencurah-curahwalau kuseka masih jua tercurah.Bagaimana tidak akumeratap pilu sebuah pemergiancucunda kekasih Allahtiap kali hari ini tibatiap kali namamu di kesuma.Husinterbayang-bayang saat dirimumenyahut seruan Allahsakit, peritjerih, pedihnamun masih tegak kau berdiribersama tauhid dan cinta hakiki.Kesyahidanmu adalah uswah hasanahSemoga dikau bahagia di sisi A...
Read More

Mengejar Hari

Tabir Khaizuran 00.40 |

Hari menapak pergiderap-derap tapaknyatidak kudengarikerana asyiknya aku menyaksi mimpi.Kala kuterjaga sudah terlewatkelibat hari jauh sekalisekalipun berlari mengejar harihanya penyesalan menghambat.Hari yang berlalu pastitidak kan kembali lag...
Read More

Teritip Swasraya

Tabir Khaizuran 16.11 |

Teritip swasrayamenggenggam makna pada wasilah jiwasampai masa fajar siddiq wajahnya tampakdan tiong menyiul-nyiul lagu damaiseiring deruderu ombakmenyapa telus pantai.Diamnya di situ menikmatikilauan permata menusuk permukaansamudera nyamanmembiarkan rahsia alam terus tersimp...
Read More

Suatu permulaan

Tabir Khaizuran 11.17 |

hari ini kumulakan hijrah setelah semalam tidak lagi cerah hanya langit merah dan sedikit pancaran suria memecah jingga yang kusangkakan indah. perlahan aku melangkah melangkaui jalur hitam sejarah mencari antidot luka bernanah pada seluruh pelusuk daerah masih... masih lagi aku hampa tak sudah. sesekali bayu yang berpuput mendinginkan peluh yang mencurah lalu aku terduduk lembab-lembab mengangguk mengakui sejarah adalah sejar...
Read More

Rintik-rintik asmara

Tabir Khaizuran 01.13 |

Rintik-rintik asmara menjamah mesra pada seraut wajah nan hiba dalam keterpaksaan mempamer senyum dan lemah longlai tangan melambai. Si gadis menyeru dalam lebat tangisnya "Tinggalkan saja aku dengan luka yang kau tarah!" Si teruna tidak berpaling lagi Melambung langkah bersama noda sejarah. ....dan sekaki payung tidak lagi bermakna tatkala terlepas dari genggaman terbiar ia basah di jalanan terus hanyut dibawa deras arus banjir airma...
Read More

Wahai perawan

Tabir Khaizuran 04.35 |

Wahai perawan yang menawankesuma hati sedang membuai rindusambil menyanyi-nyanyi lagudi laman asmaraku.Wahai perawan engkaulah pujaanjiwa yang sering terpanaholeh manis-manisnya senyumandi fikiran mengundang gundah.Aku melutut merayumarilah duduk di sampingkubersama-sama kita berduamengikat janji setia.Dan esok hari kan kubawa pergiberlari-lari menuju ke syurgawiagar kasih ini akan abadi.Tabir KhaizuranUPM Serd...
Read More

Peristiwa dalam bas

Tabir Khaizuran 20.36 |

Di dalam perut bas aku rimas, aku lemas di tiang, tangan tergenggam kemas menahan terus menahan tekanan demi tekanan. Lembut-lembut pinggul montel di pehaku menggesel-gesel Ahhhh... Tidak! Kenapa harus tegak? Kenapa tidak kuelak? Daku punya nipis iman akan tetapi aku masih siuman tak akan dibiarkan nafsu ditawan sayu bujuk-bujukan syaitan. "Maaf cik, cik tak sengaja kan?" Kau campak malu lalu tersipu sedikit beranjak dari tubuhku aku tunduk memaku bisu pada lantai bas bertona bi...
Read More

Bila sudah sampai saat

Tabir Khaizuran 14.13 |

Keadaan Kwarf ini membuatkanmataku tidak pernah berhentimendiruskan jernih air tanpa silubagaimana tidak, sedangkanIzrail berdiri tegak di belakangku.Sempat kukira sekelumit iman tanpa perbuatanyang selama ini kusisihkanjauh dari kalbu zakiahku,Sungguh,tidak tergambar siksaanMu.Hanya kini doa saja termampuagar Ya Rabb limpahkan kesabaran,keasyikan meniti titian kematian.Peluh mula menerbit di dahikudan setitis dingin mengalir ke seluruh wajahaku mengerti saat itu kian tiba..."Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan Aku...
Read More

Kulukis pelangi di langit angan

Tabir Khaizuran 21.09 |

Izinkanlah diriku mengupas kata kala dunia di hujung masa agar menjadi kenang-kenangan waktu kita bersama, sua berdua agar kau tahu tiadanya indah terjalin antara kita. Usah dikira pelangi yang kulukis pada langit angan saat edan kerana ianya sekadar luahan hatiku yang terguris, terhiris menjadi keping-keping dan tak mungkin ingin kau simpan. Dan pujian yang kau berikan hanyalah sekadar pisau tajam yang menikam-nikam ilham sehingga aku pun terkulai di persisiran ruang yang kau ciptakan. Maka aku ingin mengundur diri kerana...
Read More

Cinta Salji Pertama

Tabir Khaizuran 06.27 | , , ,

Tak terucap kata-kata saat turun salji pertama hanya mampu kuukir sekuntum senyum pada bibir. Kulihat dikau menari-nari mendepang tanganmu menikmati betapa indahnya kurniaan Ilahi membiarkan ikal rambutmu terliputi putih salji. Cahaya di wajahmu memutikkan bunga cinta terkuntum berseri kelopak rindu di taman nuraniku. Dan kekasih salji pertama kan kupotret di kamar hidupku. Tabir Khaizuran Friedrishafen, Jerman 2...
Read More

Mendaki gunung ilmu

Tabir Khaizuran 03.51 |

Andai ingin mendaki gunung ilmumaka bersiap-sedialah dengan segala peralatan pendakian.Mungkinkah akan sampaiandai berlenggang kangku...
Read More

Menanti Kepulangan

Tabir Khaizuran 03.13 |

Masih lagi tersisa ingatan pada lembut lambai pergimu bersama redup mata di jalan tanah merah. Di sini aku di tangga pondok usang berkulat hijau usia termamah setia menanti mampir senyummu. Tabir Khaizuran 1800 071109 UPM Serdang :Kepulanganmu adalah ubat kerinduan...
Read More

Sekuntum Mawar, Sepohon Bonsai

Tabir Khaizuran 18.48 |

Sekuntum bunga mawar bukan sepohon bonsai yang rela dibentuk bebas.Sepohon bonsai bukan sekuntum mawar yang dicintai kumbang-kumba...
Read More

Ruang

Tabir Khaizuran 17.08 |

Dengarkanhurufhurufyangtersusunrapiinimenjerit,memintaagardiberikanruang.Perhatikansetiapnyaterhasilmenjadibaitdan,fikirkanapaakanberlakuapabiladiciptakanruang.Adakah ini puisi?Pah...
Read More

Berapa ringgit baru cukup?

Tabir Khaizuran 09.06 |

Satu ringgitMasih belum cukup untuk membeliSetin coca-colaDua ringgitMasih belum cukup untuk membeliSepek MaggyTiga ringgitMasih belum cukup untuk membeliSekotak Dunhill 14 Sepuluh ringgitMasih belum cukup untuk membeliSebuah buku gadis berbikiniSeratus ringgitMasih belum cukup untuk membeliSebuah telefon bimbit Nokia N70 Seribu ringgitMasih belum cukup untuk membeliSebuah laptop emachine D620 Seratus ribu ringgitMasih belum cukup untuk membeliSebuah banglo idaman hati.Walau adaRinggit berjuta-jutamasih belum cukup untuk membeliSebuah...
Read More

Di tabir senja

Tabir Khaizuran 09.05 |

sekilas pun tak terlintas pada wajah fikir, di waktu keberadaan menghampar luas di jalan nan panjang, lalu kita acapkali terkadang alpa, lantas diri terhimpit, terjerumus, terperusuk kaku di kotanista.Saat itu baru ingin mendongak mengumpul kata memohon doa. Seperti sesuatu yang sudah pasti dan barangkali sudah klise membuka kitab di tabir sen...
Read More

1... 2... 3

Tabir Khaizuran 08.54 |

Cerita adalah sama untuk keesokan harinya.. Satu petang Satu jembalang Satu berang Satu pelempang Satu tendang Satu terlentang Satu melayang Dua malam Dua param Dua ragam Dua terkam Dua tikam Dua lebam Dua tersembam Tiga pagi Tiga m...
Read More

Luruh

Tabir Khaizuran 16.12 |

iAngin menjarumdaun berlari-laribersama debuiidi bangku kayumasih setia terunamenanti kasihiiidedaun keringmeliuk di udaramengulit hatiivmusim bergantimasih setia terunamenanti cintav dedebu terbangdaun kering melayanghatinya luruhvi sebutir saljiditiup desah anginhinggap di tangan...
Read More

Tanpa sengaja kucipta

Tabir Khaizuran 07.11 |

malamdi lereng bukitkuterdengar bintang berceriteratentang klasiknya sebuah cintaseraya aku memetik gitarmelirikkan lelagu kasihtanpa sengaja kuciptasaat wajahnya di tubir mataangin pun bersatubersama alunan rindudi udara menari-narilalu hatiku turut bernyanyi...
Read More

Masih kau alpa

Tabir Khaizuran 13.10 |

Kaulukis angan-angan pada setiap kepulan kelabu yang terderu dari nafas terhela sayu dan seketika angan-anganmu lupus ditimbus angin. kaupuisikan pula keluh dari kepahitan sedutan yang kaukira nikmat namun tanpa sedar kautolak Ya Rahmat. Kau masih lagi menarikan hati waima bibirmu tidak merah lagi-hitam, matamu tidak putih lagi-kuning, tubuhmu tidak berisi lagi-kurus mering. Tidak kau endah senandung pilu isterimu tentang zuriat yang tiada sempat melihat dunia. Masih kau alpa... p/s: merokok mendatang pelbagai musibah..katakan...
Read More

Detik asyik

Tabir Khaizuran 13.08 |

Bintang terkesip-kesip di pinggir langit tatkala bunga api beraksi di lantai awan sejenak aku mendongak menikmati keindahan. Sentuhan dingin malam di pipi masih tidak terlawan akan hangatnya takoyaki susila menyapa indera rasa bersama enak yang menerpa. Riang kelopak-kelopak sakura menari-nari di udara bagai salji halus bebas terawang-awang sekelopak sakura mencumbu lembut telapak tangan mulusku. Sejeda aku nikmati ketenangan dan masa pun bagai mengerti, terhenti detik asyik menguwet kapal sepi ke laut Yokoha...
Read More

Menuju Istana di Pelangi

Tabir Khaizuran 17.32 |

Berita Minggu, 18 Okt 2009 Tiada kata terungkap, hanya pejaman mata beserta linangan air mata kesyukuran. Semoga ini menjadi sebuah titik tolak supaya saya berusaha lebih lagi. Terima kasih kepada semua yang memberi sokongan. Terima kasih Berita Mingg...
Read More

Misi belum berakhir

Tabir Khaizuran 17.22 |

Ahmad, Ah Meng dan Sivabersatu hati serta jiwamelangkah riamenerokai denai bahasadengan tangan tergenggam kemasbuah-buah perpaduandipetik tadi di pohon kemakmuranAhmad, Ah Meng dan Sivamelepas lelah di tebing sungai pertiwidi mana anak desa sibuk mencari rezekitanpa hirau arus deras teknologiterus mengalir tanpa henti menghayutkan kolek yang rapuh melemaskan mereka yang lalaiAhmad, Ah Meng dan Sivamenebar pandangan menangkap...
Read More

Lagu Puisi Tentang Hati

Tabir Khaizuran 16.47 |

Dengarlahlagu inilagu puisi tentang hatikumelodikan istimewa buatmukasih...Kusisipkan sebuah negeridi tumit langit berwarna pelangidan bintang menghiasimalam haritanpa hadirkuKasih...masihkahmeniti titian janjiyang kubina dengan tali-cinta sejati tersimpul matidihatiku ke hatimuchorus(oh... oh... oh...)Kasihusahlah diraguikebun naluri initiada berduriLangkahlah dengan relakukan sambut bersamasegunung setia......
Read More

Resah II

Tabir Khaizuran 19.00 |

Jiwa melayangdibawa taufan Melurtiada hen...
Read More

Resah

Tabir Khaizuran 18.59 |

hati membekudek hujan lebat malammengurung ...
Read More

Lompat Si Katak Lompat

Tabir Khaizuran 18.58 |

Lompat Si Katak lompatlompatjanganlah tinggi-tinggitakut patah gigipatah kaki lagi ngeriLompat Si Katak lompatlompatjangan nak cepat-cepattakut tak sempat mendaratpatah pula tulang belikatLompat Si Katak lompatlompatlompat berhati-hatitakut tersalah lompatjatuh ke dalam perigiLompat Si Katak lompatlompatberhenti bila penatjangan bercakap besartakut nanti ditelan ularLompat Si Katak lompatlompatbila nak berhenti melompat?tak habis-habis melompatsudahlah Katak,pergilah bertaubat......
Read More

Hikayat Si Sakai dan Kerubung Sakti

Tabir Khaizuran 18.57 |

Menurut sahibul hikayatDatang dari syahru’n-NawiSasaran bahasa gerangannyaMenceritera tentang Si Sakai dan kerubung sakti.Ini makhfiTentang kerubung saktiDitetak beliungMerekah tak terbelahDisaksi sakai saudagar besar.Kerubung saktiPadi emas adalah intiSekonyong-konyongSi sakai menjadi kaya rayaLalu hati tidak lagi berpijak pada bumi.Banyak derham digunanyaBina rumah bermanjungan bertiang gantungPada sehari-hari bermukah dan bermainSetiap pekan bertemasyaAlpa sudah kehebatan Yang Esa.Si sakaiAllazi murakkabun ala jahlihi Datang...
Read More

Komputer Peribadi

Tabir Khaizuran 18.55 |

Kepalaku bagai papan kekunciditekan-tekan agar siaraksara cintapada monitor hati.Emosiku bagai tetikusyang dimainkan tangan kudusagar cursor perasaanmengikut lurus.Cakera kerasyang sarat memori lepasselalu dihempasangkara hidupku selalu "Not responding"Aku bukan komputer riba murahanyang dijual apek di Low Yattaku komputer peribadiyang ingin selalu disayan...
Read More

Masih mengharap

Tabir Khaizuran 16.06 |

Aku mengharappada betik jantan berputiksetiap musim dengan tetapagar sebiji dua berbuahdengan ranum serta harummanisnya pada dada angin.Aku masih mengharappada jejarum merahsetiap lepas gerimisagar mekar seperti mawarwangi dan berserimenawan rawan hati.Masih lagi aku mengharappada sinar mentari pagipada langit merah cerahagar esok ada kesempatanmelihat benih perasaan inimemucuk di batas waktu.Mengharapaku masih mengharapAndai salah aku mengharapharus ke mana aku mengadap...UPM Serdang 2200 100809Tabir Khaizuran:kiblat...
Read More

Sepetang di Pinggir Kali

Tabir Khaizuran 22.35 |

Sepetang di pinggir kaliliuk ikan sepat sesekali bermelodimembisik damai pada desir angindan riak air mulai menari-narimembuai hati yang dicurioleh seri langit biru nilakandiSepetang di pinggir kalidi bawah pohon asammerendang bayang-bayang hijaupada redupnya naluri nan sepiyang terlukis pada wajah Si gadisdi permukaan kali.Sepetang di pinggir kalidi tepi sawah bendang terbentangkuning emas gebu-gebu padiberalun-alun menikmati semilirangin yang mencumbu dingindan bangau putih menapak pergidengan senyum sejambak erti setelah...
Read More

Sunting Bunga Rindu(Sempena Majlis Pertunangan Ayu)

Tabir Khaizuran 03.49 |

Di pasu hati, harum mekarnya bunga-bunga rindudisuburi baja iman, akhlak dan ilmudisirami sinar cinta seumur hidup perindu.Di laman kasih kumbang bertamuSeiring luhur tepak sirih dihulurSesantun irama serangkap pantunSekilau jauhari bercahaya di pagar kesuma.Rumah janji teguh berdiriMasjid harapan didiri di sisi...
Read More

Final Exam

Tabir Khaizuran 03.48 |

Final examhadir menjadi mimpi ngeriasbab mindaku terkunciAku gelabah, aku gementarfinal exam menapak rapat tanpaku sedarAku kaku, aku tepusendiri di ruang kalbuku. Kerana kau final exam..Aku menyelongkar isi bukuNamun aku masih buntumenghafal segala rumus dan teorimengundang resah di kamar hatilewat sedarku tersembam di lantai alpa. Final examberdiri setapak di depanmenanti aku dengan senyumansenyuman yang menerbitkan sinar tertekanpada otak aku yang sedang bergetaran. Final examMembuat aku derita Diarrhea ...
Read More

Pesanan Buat Sahabat

Tabir Khaizuran 03.48 |

Sahabatkujangan pernah kau lelahmenghayun tangan mendayung sampan harapanmumenuju pelabuhan cita-cita yang kau uar-uar kemegahannyawalau lambung dilambung gelombang derita dan sengsara.Sahabatkujangan sesekali kau berhentisetelah perjalanan kau tempuh sejauh ini:muara, teluk, tanjung kau rentasidan, aku masih setia menemanimu di sisi.Aku pendayung yang kau pegang eratjangan leka kerana ingin lekas hingga lepashayunlah aku sepenuh kudrataku tahu kau tak kenal erti penatnamun, sesaat dua tariklah nafas kerana kau perlu berehat.Sahabatkutengkujuh...
Read More

Sebuah Epik Gua Fikiran

Tabir Khaizuran 03.45 |

Berapa lama terperangkapdalam gua fikiran yang kelamkerana hujan gelisah tidak pernah berhentioleh kerana terlalu bosan danlelah mencongak ertiaku mencapai batu hitam serpihandari batu besar yang terhakisdan dinding gua fikiranmenjadi mangsa lontaran akalku.Tidak pernahku sangkakan dari lontaranrambang itu terbuka pintudi mana cahaya berpusu-pusuberhimpit-himpitan masuk melurudan berakhirlah sebuah epikyang diukir aksara-aksaranya oleh akuyang dikorek dari selut ilmuyang selama ini adalah rahsia kalamkukini bukan lagi rahsia.Dalam...
Read More

Laju

Tabir Khaizuran 16.15 |

Laju laju lagi laju boleh laju? laju lagi laju sangat laju! brek brek! tak makan tukar tukar gear rendah! tak sempat darah merah melimpah-limpah kaki,tangan, tengkuk patah sudah matikah? suda...
Read More

Pi... Pi... B

Tabir Khaizuran 16.12 |

Pi… Pi… B sejam dua puluh satu minit lampu merah menyala aku masih berbicara dewan hampir kosong sekeras granit ego lima punya veto mengangkat punggung. Pi… Pi… B tidak mengapa kau buka surat khabar sambil hirup kopi esok pagi “Majlis Keganasan” “Ketidakadilan” “Kelas Kedua yang Dibenci” tajuk utama, aku pasti! Pi… Pi… B 40 tahun aku menolak kali ini tidak Lalu podium ini menjadi saksi Aku mengoyak Buku kecil selalu kau pijak! :aku… takut tidak dan gentar t...
Read More

Hasrat

Tabir Khaizuran 16.11 |

Jangan, Jangan pijak! Aduh… Tolong, Tolong angkat! Aduh… Masih jauh tolong aku, bayu aku merayu. boleh sahabatku? terbangkan aku ke sisi tong bi...
Read More

Tin Kosong Sebiji

Tabir Khaizuran 16.10 |

Cecair berkarbonat hitam pekat rakus dihirup tiada sisa lupa disejat ulang-berulang kali tubuhku digumpal padat di jalan tar berlopak kasar aku dicampak jeritan naluriku walau secuit diendah tidak. Sayang sekali kaki sesempurna itu disalah guna menendang-nendang aku yang kaku seperti sesia luka anggotaku seluruh dan hati lara tergolek ke longkang yang ternoda. Mujur sepasang tangan berkedut memahat senyum sehasta kayu berukir impian bergunung dihulur menarik ke atas aku dengan mekar sabar walau gagal berkali-kali dek tangan...
Read More

Ina

Tabir Khaizuran 16.07 |

VERSI 1Ina suatu tika dulu kaumenganyang aku.Telur tembelang kau lempar,periuk nasi aku kau ludah.Kau lupa atau buat-buat lupa?Ina kali ini kau gertak akudengan penyapu.Kau ingat aku debu,kau ingin sapu.Kau ingat aku batu, diam membisu.Kau lupa tapi tidak aku. Ina aku sedang melatih semutyang tidak bersungut,kelak jangan kau merungut digigit semutdek kata nista yang enggan kau pungut.VERSI 2Satu tika dulu sambil menekan perut,terbahak-bahak ketawa dan berguling ke lantai,kau ingat lagi Ina? tembelang pecah ke mukaku,...
Read More

Melambai Ramadhan

Tabir Khaizuran 16.07 |

Bagaimana harus aku lukiskan kesedihanpada tapak Ramadhan yang makin menghilangpada sujud tahajud dan wirid berpanjanganpada esak tasbih dan zanji tak berkesudahan.Bagaimana akan aku ukirkan kekagumanal-lail yang penuh ketakjubanmelihat padaMu sujudnya bulandengan tawaduk, kusyuk dan kesungguhanmemuji dan memperbesar kekuasaanMu, Tuhan.Bagaimana dapat aku pahatkan kegembiraansetelah nafsu berjaya kutawansebulan dengan pedang nikmat kesabarandan kepungan dinding iman tak terobohkan.Andai daya kun faya kun bisa menjadikan Ramadhan...
Read More

Cikgu Bashir

Tabir Khaizuran 16.03 |

Vroom!Kereta sport merah memecut lajumenerbangkan debu-debu bersama asap kelabu,menusuk mata seribupedih dan sayu.Di perhentian bas sekolah lama,di balik bulat kacamataCikgu Bashir mengecilkan prisma pandangnyadipasak senyum pada raut senja"Muridku sudah berjaya"Cecair bermolekul kristalbergenang di muara ma...
Read More

Pesanan Istimewa buat Dayya

Tabir Khaizuran 16.03 |

Dayyakujangan dibiar pena itu kakuterdampar sayu di atas meja kayutatkala tinta yang sering mengalir semakin lesudan kertas pulpa di pinggir terdiam bisu.Dayya, ingatlah sesekali hamba ini berpesandicampak jangan, diusir janganmereka: pena bertinta biru, kertas pulpaadalah senjata yang tega menggoncang dunia,membangkitkan yang terlena,menegakkan tiang kebenaran dan menyingkir duri kebatilan.Dayyakucapailah pena itu dengan tangan iltizammuhamparkan penuh hemah kalimah pada kertas pulpamenanti belaian seorang penyair penuh setia,merindui...
Read More

Warkah buat Aina

Tabir Khaizuran 16.00 |

Kini samudera dan gigi pantai sudah sepi, Ainapastinya bukan kerana kerap gelora menjelmaatau air laut yang dulunya biru berubah coklat warnanyatetapisepasang tangan yang sudah culas menebar jalasekeping pundak yang mati berbaktiseperti remis yang tinggal kulit di pesisir.Aina, ketahuilah olehmu akan aku yang ketandusan buah fikiranmenjemput bulan dan bintangmenyiramkan cahaya cemerlangnya seperti duluke seluruh pelusuk perkampungan kitagurau senda, tawa ria, dan senyum mesradi balik samar-samar simbahan sinar tintirmenghirup...
Read More

Jejaka dan Gadis

Tabir Khaizuran 15.59 |

Seorang jejakadi sebuah kamar, di atas kerusi malasdan deru kipas detik berputaran pantasmengusir debu-debu kenangan lepasbersama cebisan-cebisan cinta yang terhempaspada meja kehidupan selendang teralas.Seorang gadisdalam bingkai waktu bersalutan emas,sesawang tersulam menghiasi sisi.Memerhati sang jejaka dari dinding setia yang merekah usangdalam kelambu memori edandalam bisu yang sering mencengkamrindu yang terkuru...
Read More

Tujuh malam terakhir Ramadhan

Tabir Khaizuran 15.59 |

Tujuh malam terakhir Ramadhan langit bersih tanpa hadirnya gemulung awan bintang-bintang bertaburan memberi senyuman bulan muncul, retak tempurungnya kelihatan itulah malam yang diturunkan al-quran ke Baitul Izzah dari Jami al-Bayyan Tujuh malam terakhir bulan Ramadhan Adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan Adalah malam yang penuh kesejahteraan Dosa-dosa bagai titis-titis hujan berguguran Itulah malam yang penuh keampunan Tujuh malam terakhir bulan Ramadhan Di nanti jangan di nanti :malam lailatul qa...
Read More

Bintang Biru

Tabir Khaizuran 15.58 |

bilangan yang tak terhitung jemarikudalam berjuta-juta hanya satudi dada langit, bintang biruasyiknya kemilaumu merobek sukma,menyalai jiwa yang pasti terlara,mencarik rindu gemalai indera lokaaku ingin kau terus di situ,dan aku akan terus menanti di sini,di atas rumah api tiap diniharibersama deruan ombak menikam s...
Read More

Resah

Tabir Khaizuran 15.56 |

hati membekudek hujan lebat malammengurung ...
Read More

Badar al-Kubro

Tabir Khaizuran 15.56 |

Bermula dari Dzul Usyairah Bulan ramadhan tahun kedua hijrah Saat terik mentari memanah Tiga ratus tiga belas tentera muslimin pantang menyerah Sembilan ratus lima puluh tentera musyrikin alah Menyaksikan syahidnya para syuhada dan Saidina Hamzah Berbahagialah mereka bersiar di syurga, Insyaallah. Badar al kubro Menenun semangat persaudaraan Muhajirin dan Ansar dengan benang taat pada Allah dengan jarum yakin dan iman menjadi selembar sejarah nan indah usah dibiar berdebu di dalam khan...
Read More

Lenturlah Buluh Dari Rebung

Tabir Khaizuran 15.54 |

Lenturlah buluh dari rebung Ditangguh kelak tiada berguna Buluh rosak siapa yang menanggung Berair mata tiada guna Lenturlah buluh dari rebung Esok masak lemak cili api Waspada langkah tika melentur rebung Jangan cedera diri sendiri Lenturlah buluh dari rebung Miang buluh disingkir rapi Jangan lupa direndam cuka Pak Maung Bersih rebung sejuklah mata h...
Read More

Moga Kita Bukan Mereka

Tabir Khaizuran 15.54 |

Mereka… Biar akal terpijak Iman tercampak Ilmu berkerak Mereka.. bertelinga tapi pekak bermata tapi buta bermulut tapi bisu Mereka.. memandang sepi suruhanNya meninggi hidung apabila senang memayung menadah tangan apabila susah bertamu mereka… meraba-raba dalam gelap gelita setelah cahaya api menerangi dipadam suara mereka gegak gempita Itu ini itu i...
Read More

Balada Cinta Kita

Tabir Khaizuran 15.52 |

Tacin Kisah Cinta Tacin Ini Cinta Tacin Terlalu Cinta Tacin Abstrak Cinta Kita Cinta K...
Read More

Ke Alam Barzakh

Tabir Khaizuran 15.52 |

Aku terasa dingin sekali Saat air menyirami tubuhku dari kepala hingga ke kaki Apa semua ini? Aku terasa panas membakar bila dipakaikan kain kain apakah itu? Aku terdengar Surah Yasin Aku terdengar esak tangis Aku terasa ada seseorang mengucup dahiku Siapa itu? Aku terasa terapung-apung Serentak Surah Al-fatihah Ke mana akan dibawa aku? Aku terasa bagaikan dihimpap batu-batu Aku terasa dingin sekali lagi Aku terdengar namaku dipanggil Di mana a...
Read More

Kau aku

Tabir Khaizuran 15.50 |

Kenapa kau kenapa aku kenapa kau dan aku aku dan kau kenapa kau berair mata berair mata aku aku berair mata mata air aku mata air kau berair mata aku kau dan aku berair mata mata air kau dan aku kau diam diam aku aku diam kau diam kau diam aku diam diam...
Read More

Badai Rindu

Tabir Khaizuran 15.49 |

Di atas batu, dipukul bayuaku terbalikkan waktupada saat kita berlari di awan birupada saat kita duduk-duduk di pelangi rinduDi bibir pantai kenangankusejambak senyum di lengkung senja ungutertitip rindu buatmutika kau mengenakan selendangpada lehermu yang jenjangindahmu indah Puteri Gunung Ledangmembawaku terbangdiiring irama cinta yang berdendangair laut yang berdesirmencumbu kakiku lembutapa daya tapak cinta kita terhanyutnamun aku masih di sinitegak menjunjung makhkota cinta, tegak menanti kasihkasih yang kau bawa pergisetahun...
Read More

Cintaku Mati

Tabir Khaizuran 15.49 |

"jangan berharap pada hubungan ini" setajam pisau belatikatamu menikam hatisekilas dingin menusuk pipilalu terjelopok aku di sinidalam gerimis tangis "sayang tak tahu apa erti cinta sejati"alasanmu acap kalipada tanyaku; saat kau mungkiri janji, beralih hatihampir nafasku terhentitersandarku pada tiang serimencungap mencari ertisebalik tuturmu yang suci"maafkan sayang,abang"setelah bertahun kudihempas gelora asmarasetelah bertahun kuredah lautan cintasetelah bertahun kuanyam buih kasih kitaakhirnya kau menguntaikata membuat...
Read More

Takhta Jaya(Sempena hari Konvokesyen ke 33 UPM)

Tabir Khaizuran 15.48 |

tiga tahun kugelumang bukutiga tahun memerah otakkusaat ini adalah nantikusegak menyarung jubahkubersama rakan yang lama menunggu,saban purnama tidak ketemu,setelah kau temui halatujumutiga tahun kugelumang bukutiga tahun memerah otakkuterima kasih Tuhanku,mengurnia afiat kepadakuterima kasih wahai lilin ilmukerana cahayamu, aku disini bersama jubahkuterima kasih ayah dan ibukerana kasihmu, aku menatang takhta jayakutiga tahun kugelumang bukutiga tahun memerah otakkulalu tiga saat aku di situmenyahut seruan pencinta ilmumenyambut...
Read More

Daun Coklat Berlubang

Tabir Khaizuran 15.47 |

Daun coklat berlubang ituluruhnya dari pepohon keamananteroleng-oleng di awanganlalu mendarat lembut di tepian jalandaun coklat berlubang itulubangnya ditebuk parasit dungucoklat tanda manisnya disedut melulusesekali angin menghembus lalutergolek-golek ia ke suatu penjurudipijak-pijak sepatu-sepatudaun coklat berlubang hancur lulu...
Read More

Melaka Baharu(Selamat Menyambut Hari Merdeka ke 52)

Tabir Khaizuran 15.46 |

Merdeka, Merdeka, Merdeka!!!jeritan batinkudi atas puncak kejayaan negarayang dicerna hasil tumpahan darah perwira.Dahulu bangsaku maruahnyadimamah penjajahdi kaki letaknyaair mata di tanah air terluka.Sejarah lalu sebuah gedungyang tersimpan segala pedomanjangan biarkan ia berdebudek jiwa riak dan kemalasan.Arus modenisasi dan telekomunikasideras menghayutkan permata harapanlemas tanpa sebarang bimbinganlalu harus siapa disalahkan?Merdeka, Merdeka, Merdeka!!!jeritan batinkudi atas puncak kejayaan negarayang dicerna hasil tumpahan...
Read More

Peri Malim Deman II

Tabir Khaizuran 15.46 |

Arakian merenyuklah Puteri Bongsudek alpanya Malim Deman;berjudi, sabung ayam, bermesra dengan Si Kembang Cinasetelah berhasil baju layangnya,bersama putera ke Negeri Kayangan.Galau pundak Malim Demanmencari cara ke kayanganmujur Puteri Terus Mata menghulur pertolongandipinjam borak milik anak Raja Jin,Malim Deman lalu terbang ke kayangan.Sekonyong-konyong di kayangandalam sayembara Mambang Molek dialahkandengan kekuatan dan kesaktian.Puteri Terus Mata disunting Malim Demanberjaya pula memujuk Puteri Bongsu dan puteranyaseiring...
Read More

Peri Malim Deman I

Tabir Khaizuran 15.45 |

Syahadan lahirlah putera rajaputera kepada Raja Malim DewaPuteri Lindungan Bulan bondanyaMalim Deman gelaran dibawaBerwari mimpiseorang tua,janggut panjang, serba putihke hulu Sg. Muar disuruh pergiBujang Selamat dan anjing pemburuan mengiringiberlapar dahaga, berpanas berhujan, onak duri dihadapikuncunya mati derita yang tak terperinamun Malim Deman masih melengkangkan kakisebagai pengail menyamarbaju layang Puteri Bongsu curiannya berjayagundah Puteri Bongsu ingin pulang kayangandikahwinkan Nenek Kebayan dengan Malim De...
Read More

Ruwaibidhah

Tabir Khaizuran 15.34 |

Ruwaibidhah Disanjung-sanjung Dileher bunga dikalung Orang dusta dibilang orang benar Orang benar dibilang orang dusta Orang amanah dibilang pengkhianat Zaman kini zaman tandus Hegemoni dihapus Kebebasan bersuara dilu...
Read More

Detik

Tabir Khaizuran 15.33 |

Tik Tik Tik Persis bilah pedang lancip Tik TikTik Detik menusuk sepi.. De Tik De Tik…………Detik………… Terhambur darah mereka yang a...
Read More

KAMAR RESAH

Tabir Khaizuran 01.45 |

Kucapai penalalu melakar di permukaan helaian hampanamun jemari mulus kaku. fikirankuberlaridalam kamar resahmemburu sebingkis ilham. sampai saattersandardi dinding buntumencungap sayu......
Read More

SEKEPING KERTAS RONYOK

Tabir Khaizuran 12.51 |

SEKEPING KERTAS RONYOKSekeping kertas ronyokTerguling-guling ditiup anginbersama debu-debu haluske mana hala tujuan?Aku sekeping kertas ronyokAdakah berguna lagi?Jiwaku pasrah,berkecamukDicampakDipijakDibiarkan melata-lataSebelumku dilahirkan semulaDiriku dihias dengan penaKalimah-kalimah agungTeranyam didadakuAku sekeping kertas ronyokAdakah berguna lagi?Jiwaku kacau bilauMenggagauMencari penci...
Read More

Anak-anak Palestin

Tabir Khaizuran 06.12 |

Anak-anak Palestin Ledakan dari pesawat F-15 tidak pernah menggetarkan jiwa Kuatnya letupan bom, kuat lagi letupan kemarahan Rentung hati terbakar dek api semangat yang marak menyala Serpihan-serpihan batu berterbangan tidak pernah membutakan mata Walau berdiri dengan satu kaki tidak mungkin akan ke rebah Wahai dunia lihatlah sahaja!!! Kami pasti lenyapkan mereka yang durjana memijak dan menendang kepala ayah kami Kami pasti hancurkan mereka yang jahanam memperkosa dan menyembelih ibu kami Wahai dunia lihatlah sahaja!!!...
Read More

Sehelai masa yang berterbangan

Tabir Khaizuran 06.12 |

Sehelai masa yang berterbangan Sehelai masa yang berterbangan Ditiup badai yang kian menggila Kini mencurah air dari awan Namun tidak mungkin akan berhenti masa Terus berterbangan tinggi di awangan Intailah semalam dari satu penjuru hari ini yang kelam Terperosoknya kepahitan sebuah bingkai kehidupan Kanak-kanak itu tidak ada salahnya Huluran tangannya bersama segunung harapan Mengapa diludah mereka Compang campingnya bukan kehendak Hanya lukisan catan dunia Lepaskan kepak egomu tuan sesaat tiada kerugian...
Read More

SEMALAM

Tabir Khaizuran 06.10 |

Semalam Semalam … Aku masih remaja Bersama rakan mengilai ketawa Dosa? Oh … lupakan saja Serakah merajai jiwa Semalam … Aku masih remaja Memetik gitar di tepi jalanan Dengan rambut kusut masai Melolong bersama taulan Semalam … Aku masih remaja Masa depan? Ah … lupakan sahaja Indahnya saat ini Tak mungkin akan tua Hari sudah semakin senja Kiniku sudah boleh berkira Andai esok tiada Ku tidak akan berduka Kerana semalam sudah ada...
Read More

KUTU PENGHISAP DARAH

Tabir Khaizuran 06.08 |

KUTU PENGHISAP DARAHAku seekor kutuhidup di celah-celah buluwarna hitam bukan berwarna kelabu Aku kutu penghisap darahAku ingin bercerita tentang kutu mudazaman sekarang bukan macam zaman dulu kalaanak-anak dah bermotor besar dan berkeretalangsung dah tak ingat duniaAku kutu bukan manusiaAku tahu apa erti binasaKerana mulut badan binasatetapi kutu muda tidak mengerti bahasagadai bangsa gadai negara.Nasib aku kutu penghisap darahsudah tua dan kudrat tiadaKutu rayau,kutu malam dan kutu judi berleluasasalah sia...
Read More

DIARI BIRU

Tabir Khaizuran 06.01 |

DIARI BIRUTeman kala sepi Tika kususuri alam fatamorgana Ku coretkan setiap peristiwa semalam Dengan belaian dan kasih sayang Diari biru Sedekad menemaniku Saban malam Tika kutumpahkan permata Tika kulari di awangan Diari biru Saat ini … kulepaskan mu Jangan berduka … diari biru Hanya dikau di hatiku Selamat tinggal … diari b...
Read More

Putera 85

Tabir Khaizuran 05.58 |

Putera 85 85 ... sebetulnya 1985 Seorang putera merengek Kulit kemerahan Matanya terpejam Dalam cahaya, dunianya kelam Si putera cuba membuka mata Hatinya menari-nari Setelah lebih 9 purnama terpenjara Akhirnya melihat dunia Pekan demi pekan Purnama demi purnama Tahun demi tahun Putera semakin dewasa Melangkah bagai seorang perwira Membunuh musuh durjana Bila putera menjadi raja Air bah tiba-tiba Segalanya menjadi huru-hara Nafsu menewaskan akalnya Kini Matanya terpejam Dunianya ke...
Read More

CINTA SEPI

Tabir Khaizuran 05.52 |

CINTA SEPIDetik yang menapak sepi Tersusup peristiwa suci Andai mampu kuputar waktu Semalam pilihanku. Rindu yang berakar Cinta yang mekar Tiada akalku Alpa semalam yang berlalu. Mungkinkah cinta buta? Mungkinkah cinta gila? Aku menyita diri Menepuk gendang tanpa palu...
Read More

KANVAS USANG BERDARAH

Tabir Khaizuran 00.40 |

KANVAS USANG BERDARAHIlham dari manifestasi gharizul baqa Diwarnai patriotisme yang menyala-nyala Berus buluh kuffar Barat Mengotori dada kanvas usang. Rencam kontradiksi Retorika nasionalisme Dari tinta darah korupsi Cakar ayam di muka kanvas usang Lakaran arang demokrasi Coretan pena anti-Semitisme Nukilan Zionisme… Kanvas usang menjerit Mengalirkan darah Menjenguk perit warna kemanusiaan Tersimpan dalam antologi...
Read More

TEMPUA TUA

Tabir Khaizuran 22.49 |

TEMPUA TUATempua tua ke utara ke selatan mengayuh awan dialun riang siulan Tempua tua lepas lelah seketika di dahan cemara sebelum matahari sirna sayap dikibas sekali dua Tempua tua kaki kecilnya terus gigih cengkam dedahan kering demi sebuah mahligai impi...
Read More

BUANA SEPI

Tabir Khaizuran 11.27 |

BUANA SEPI Di sebalik jendela batu Kulihat mayat tertandus Hanyir darah menusuk inderaku Mutiara jernih kekeringan Jiwa dan sanubari dibasahi jeritan Disamari raung bedilan Dimana pertiwi sejati? Dimana menghilangnya diri? Dimana daku kini? Diriku merasa sang...
Read More

HUJAN PERMATA

Tabir Khaizuran 11.22 |

HUJAN PERMATA Berat berarak awan tidak terbendung beban lalu permata dibutirkan dibawa angin dingin bertaburan di bumi keping...
Read More